Menata Sosial Forestri, Merayakan Indonesia dari Desa

Kamis, 08 September 2022, #LESTARILAHINDONESIA musim #08 telah menghadirkan Yana Arsyadi selaku konsultan dari Yana Arsyadi Consulting dan juga co-founder dari Merayakan Indonesia.

Kamis, 08 September 2022, #LESTARILAHINDONESIA musim #08 telah menghadirkan Yana Arsyadi selaku konsultan dari Yana Arsyadi Consulting dan juga co-founder dari Merayakan Indonesia. 

Merayakan Indonesia sendiri lahir dari hasil riset dan pengembangan Yana Arsyadi Consulting, dimana mayoritas perusahaan berfokus pada kelemahan - kelemahan yang dimiliki saat melakukan pengembangan terhadap organisasi. Sedangkan Yana Arsyadi memilih untuk fokus pada bentuk appreciative inquiry dan strength based transformation. Dengan cara “merayakan kekuatan” akhirnya tercetus nama Merayakan Indonesia. 

Dwi R. Muhtaman (LATIN-Remark Asia) selaku host, akhirnya melontarkan pertanyaan “Bagaimana Merayakan Indonesia dapat memberikan kontribusi pada kehidupan desa yang lebih baik?”

Menurut Yana Arsyadi “DNA, tradisi, adalah jati diri kita. Di Indonesia, unhappiness kita disebabkan oleh kita menginginkan sesuatu yang bukan kita”. Happiness predictor salah satunya melalui bersyukur. Merayakan Indonesia menjadi komunitas yang dibangun untuk menyebarkan kebahagiaan, the happiness of small things, bagaimana bersyukur atas apa yang mereka sendiri miliki. 

Sebelum akhirnya menjadi komunitas Merayakan Indonesia, Yana Arsyadi telah melakukan berbagai eksperimen untuk mencari ‘resep’ terbaik. Salah satunya, Kecamatan Lasem. Menggunakan sudut pandang orang luar, Yana Arsyadi terus menggali kekuatan di desa, memberi kepercayaan kepada masyarakat bahwa budaya, arsitektur bangunan yang mereka miliki itu amat kaya dan dihargai oleh orang luar wilayah tersebut. 

“Bagaimana Merayakan Indonesia dapat mempromosikan sosial forestri?”

Yana Arsyadi mengutarakan bahwa teori yang digunakan yaitu menurut Peter Senge, ada lima poin yang perlu diperhatikan dalam memulai sebuah perubahan, salah satunya: Perubahan Mindset: melakukan reimajinasi, kekayaan itu seperti apa. Contohnya di hutan, “Mengapa hutan dianggap membuat kita miskin? Padahal hutan sekaya itu, dengan keragamannya. Kalau kita lihat dari sisi gelondongan, kita tidak akan pernah kaya. Kalau kita melihat hutan bagian dari sistem, meninggikan manfaat hutan melalui forest bathing, medicinal plants, dsbnya.”

“Apakah kita bisa menata sosial forestri dari desa dengan cara Merayakan Indonesia?

Jika Indonesia adalah piramida, maka dasar terbesarnya adalah desa. Mungkin tidak, kita memperbaiki apapun di Indonesia, bukan lewat desa apalagi hutan? Tidak mungkin. 

Perbincangan diakhiri antara Dwi R. Muhtaman (LATIN-Remark Asia) bersama Yana Arsyadi (Merayakan Indonesia), dengan pertanyaan penutup, 

“Apa bayangan tentang sosial forestri dan desa masa depan?”

Bukan masa depan, harus dimulai sekarang. Apa yang mau dilakukan, dimana mau dilakukan, siapa yang mau melakukan. Saya membayangkan kita merekamnya dalam bentuk film. Agar bisa diberitakan ke negeri tetangga, bahwa ada bukti success case. Membagikan kisah - kisah keberhasilan ke negeri tetangga. 

 

#MerayakanAlamTropika #33TahunLATIN #33YearsLATIN #33TahunLATINSosialForestri