Siapa kami?

Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN) didirikan pada tanggal 05 Oktober 1989 di Bogor. LATIN merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang nirlaba. LATIN didirikan sebagai sebuah dedikasi untuk mempromosikan dan mendukung pengelolaan sumberdaya alam yang adil dan beradab bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sumberdaya alam tersebut khususnya hutan

LATIN menyebutnya sebagai community forestry atau yang kini banyak dikenal sebagai sistem pengelolaan hutan ‘perhutanan sosial.’ Kegiatan yang dilakukan oleh LATIN sedapat mungkin menggunakan pendekatan tersebut untuk mencapai tujuan akhir yaitu menjunjung tinggi semangat keadilan dan demokrasi.

  • Mewujudkan kemandirian pada masyarakat yang hidup di sekitar hutan dan tergantung pada hutan sebagai sumber kehidupan.
  • Mendukung kemitraan antar pemangku kepentingan dan pemberian akses kepada masyarakat.
  • Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengembangkan kemandirian dalam pengelolaan hutan.

Selama Desember 2020 sampai dengan Januari 2021, LATIN telah melakukan Rapid Assessment yang berjudul “KEHUTANAN 2045 ADALAH SOSIAL FORESTRI”. Dalam kajian wacana dan pemikiran tersebut berbicara tentang tantangan dan arah Sosial Forestri di Indonesia. Kegiatan yang didukung oleh Ford Foundation/CLUA ini yakni melakukan wawancara dengan berbagai stakeholders dan melakukan perbincangan terkait arah dan tantangan Sosial Forestri di Indonesia kedepan.

Beberapa rekomendasi telah diusulkan oleh lebih dari 100 orang yang diwawancara, baik yang berasal dari lembaga pemerintah (antara lain KLHK, Kementerian Desa PDTT, Bappenas, Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi), akademisi, pelaku usaha, politisi, organisasi masyarakat sipil maupun kelompok pemuda (kaum millennial). Dalam Rapid Assessment tersebut, LATIN membayangkan tentang kondisi Sosial Forestri di Indonesia pada tahun 2045 sebagai Wana Kayana Sembada yakni hutan yang kaya dan rakyat yang makmur, mandiri dan tangguh.

LATIN didirikan dengan Akta pendirian tahun 1989. Perubahan Akta Yayasan Lembaga Alam Tropika Indonesia N0. 2 tanggal 9 April 2007. Notaris Sri Haryati Zahruddin, SH. LATIN terdaftar sebagai Yayasan Lembaga Alam Tropika di Indonesia, legalitas Akta Pendirian Nomor 16 tanggal 25 November 2015 disetujui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia Nomor AHU-0026156.AHA.01.04. Tahun 2015 Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Yayasan Lembaga Alam Tropika Indonesia.

Pendopo LATIN

Jl. Sutera no. 1 Rt 02/05 Situgede Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, Indonesia – 16115

Sejarah kami

"[Meskipun] kita tidak dapat menghindari dibentuk oleh masa lalu, alasan terbaik untuk belajar sejarah bukanlah untuk memprediksi masa depan, tetapi untuk membebaskan diri Anda dari masa lalu dan membayangkan jalan alternatif." - Yuval Noah Harari

2022
2021
2020
2018-2019
2016-2017
2014-2015
2011-2013
2008-2010
2005-2007
2002-2004
1999-2001
21 Mei 1998
1996-1998
1993-1995
1990-1992
5 Oktober 1989

2022 menjadi awal semangat baru bagi LATIN. Kami melakukan Ekspedisi Sosial Forestri untuk mempelajari secara langsung perkembangan SF dari lapangan. Bersamaan dengan Ekspedisi ini, kami juga melakukan FGD terkait SF 2045 khususnya di Kalimantan Barat. Kami juga mengelola Forum Situgede sebagai ruang publik untuk berekspresi dan membicarakan isu-isu publik. LATIN merilis beberapa program utama diskusi online yaitu; DIKSI (Diskusi Asik Sosial Forestri) dan Lestarilah Indonesia.

2021, webinar menjadi salah satu kegiatan utama LATIN. Pada Bulan Februari, LATIN bersama Ford Foundation mengeluarkan laporan bertajuk "Kehutanan 2045 adalah Sosial Forestri: Sebuah Kajian Wacana dan Pemikiran" menghasilkan mimpi dengan istilah: Wana Kanaya Sembada, yaitu hutan lestari, masyarakat sejahtera dan desa modern. Berdasar pada mimpi ini kami mengadakan Seskolah Sosial Forestri (SESORE) untuk menangkap talenta - talenta generasi muda tentang SF. Bulan April, menjadi bulan dimana selesainya program kerja sama LATIN bersama USAID BIJAK. Adanya UN COP26 Glasgow juga kami sambut dengan membawa diskusi relevan yang dapat diakses publik melalui kanal media sosial LATIN.

Adanya Covid-19 membuat LATIN perlu beradaptasi lebih terhadap situasi pandemi global. LATIN mulai bertransisi dari yang awalnya didominasi kegiatan luring, menjadi kegiatan daring. Tahun 2020 bukanlah tahun yang mudah bagi LATIN, tapi keinginan untuk mengekspresikan tujuan kami belum terhenti. LATIN mengadakan berbagai webinar mulai dari Wildlife Photography bersama Pinto NH, Budaya Tenun Sumba, serta tentang Masyarakat Adat Munduk, Bali. LATIN juga mengadakan Lokakarya Evaluasi Capaian Fase 1 Program Kemitraan Konservasi kerja sama dengan DirJen KSDAE dan USAID BIJAK dimana hasil assessment di Gunung Ciremai kemudian menjadi referensi untuk Kawasan Konservasi lainnya.

1 Oktober 2018, merupakan tanggal lahirnya logo baru LATIN. Di tanggal yang sama LATIN mengadakan kegiatan Bincang Kopi dari Hulu ke Hilir – dari Petani ke Barista. Tahun ini merupakan tahun dimana Dirjen KSDAE menerbitkan Juknis Kemitraan Konservasi pada KSA dan KPA. Inilah awal dari kerja sama LATIN dengan USAID - BIJAK dengan tahap pertama melakukan assessment implementasi Juknis ini di TN Gunung Ciremai. 2019, LATIN bekerja sama dengan Kementerian PAN RB, serta dengan Bank Dunia dalam program yang berkaitan dengan Forest Carbon.

2016, LATIN menyelesaikan kerja sama dengan KEHATI di koridor Halimun Salak. Pada tahun ini juga LATIN mendapat kerja sama baru dengan KEHATI - MCAI, serta dengan Millenium Challenge Account Indonesia dalam program Mendorong Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat, di Kabupaten Solok Selatan, Pesisir Selatan, Kerinci.

2014-2015, LATIN bekerja sama dengan RECOFTC dalam program Organizing Grassroots level Consultation and sharing workshops for REDD+ Capacity Building in Indonesia. 2015, LATIN memulai kerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dalam program Restorasi Koridor Halimun Salak Berbasis Masyarakat.

2011 merupakan tahun yang cukup padat bagi LATIN. Kami bekerja sama dengan berbagai penyandang dana diantaranya; RECOFTC, Konservasi Alam Indonesia Lestari (KAIL), FAO, PT. Tirta Investama, KEHATI, MFP2 Transisi dan ITTO (International Tropical Timber Organization). Kerja sama dengan KEHATI dalam program Membangun Pilot Project Sinergi SVLK dengan REDD+ dan VCM Pada Hutan Yang Dikelola Komunitas berlangsung selama dua tahun sampai dengan 2012. Pada tahun ini, LATIN juga menyelesaikan kerja sama dengan ITTO yang sudah berlangsung selama 4 tahun (2009-2012). (-2013)

2008, LATIN bekerja sama dengan JICA untuk mengadakan "Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat melalui Sekolah Lapangan Komuniti Forestri sebagai Upaya Meningkatkan Pendapatan Masyarakat yang Tinggal di Kawasan Hutan". LATIN saat itu ingin mendokumentasikan bagaimana pengelolaan hutan masyarakat itu bekerja. (-2008 - 2010)

2005, LATIN menyelesaikan kerja sama dengan BSP Kemala dan DFID. Hal ini menandakan selesainya program MCFW setelah 5 tahun (2001 -2005). 2007, LATIN menyelesaikan kerja sama dengan IDRC dalam program Promoting Good Forest Governance through Knowlegde Sharing setelah 4 tahun (2004-2007). Pada tahun ini juga, LATIN memulai kerja sama dengan Partnership for Governance Reform Indonesia. (-2007)

2002-2004, LATIN melanjutkan kerja sama dengan BSP Kemala, serta dengan DFID dalam program Making Community Forestry Work (MCFW). Pada tahun 2003, LATIN sempat berkunjung ke Biak Numfor dan Raja Ampat dalam rangka Workshop Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk menjaga kelestarian biota laut. 2004, LATIN sempat kembali ke Pesisir Krui dalam rangka Pelatihan Dasar Fasilitator Community Forestry. Di tahun yang sama LATIN memulai kerja sama baru dengan IDRC (International Development Research Centre) Canada.

Pasca reformasi tahun 1999-2001, LATIN bekerja sama dengan Biodiversity Support Program (BSP) Kemala, Ford Foundation dan DFID. Khususnya program MCFW di tujuh Kabupaten (Dompu, Jember, Pekalongan, Garut, Kuningan, Sukabumi dan Lampung Barat). Secara spesifik, program ini memiliki dua tujuan yaitu mempersiapkan kebijakan di tingkat pemerintah daerah dan mempersiapkan komunitas pengelolaan hutan di tingkat masyarakat.

Reformasi 21 Mei 1998 merupakan sejarah tersendiri bagi LATIN dan LSM secara keseluruhan. Kembalinya hak kebebasan berpendapat kemudian mendorong perkembangan LSM dan menghidupkan kembali ruang-ruang diskusi, bagi LATIN khususnya mengenai Sosial Forestri.

1996, LATIN kembali ke Meru Betiri sebelum ditunjuk sebagai Taman Nasional. 23 Januari 1998, merupakan penanda kabar baik bagi perjuangan Tim Krui. Menteri Kehutanan Djamaluddin Suryohadikusumo memutuskan repong damar Krui sebagai KDTI dengan SK No. 48/Kpts-II/1998. SK ini mengakui keberadaan repong damar sebagai budidaya masyarakat Krui secara mandiri dan telah dianggap memiliki fungsi sebagai hutan. Di tahun yang sama, lahir jaringan Sistem Hutan Kerakyatan (SHK) yang merupakan cikal bakal Konsorsium pendukung Sistem Hutan Kerakyatan (KpSHK), yang kemudian menghasilkan Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM).

1993 - 1994, LATIN mendapat program lapangan kedua bekerja sama dengan lab. Tumbuhan Obat Departemen KSHE, Fakultas Kehutanan, IPB dalam program Pelestarian Tumbuhan Obat Indonesia yang didanai MacArthur Foundation, tepatnya di Meru Betiri. Program ini dan program Pelestarian Badak Jawa di Ujung Kulon menjadi awal gagasan skema "Kemitraan Konservasi" yang kini dikenal. 1995, LATIN terlibat di dalam program Pola Wanatani Repong Damar (PWRD) di Pesisir Krui dengan Tim Krui (konsorsium informal ICRAF, ORSTOM, CIFOR, P3AE-UI, LATIN, KPALH WATALA, Ford Foundation dan PusLitbang Kehutanan).

Seiring berjalannya waktu, LATIN banyak belajar dari LSM pendahulu seperti WALHI, Bina Swadaya, LP3ES, dan SKePHI. 1990 - 1991 LATIN berkontribusi dalam kebutuhan data lapangan WALHI dengan kajian Pengelolaan Kawasan Konservasi Indonesia. 1992 merupakan penanda bagi LATIN dengan adanya program lapangan pertama mengenai Pelestarian Badak Jawa dengan Pendekatan Masyarakat di Ujung Kulon yang dibiayai oleh CSR Bank Internasional Indonesia.

Dengan semangat ingin menyaingi hari peringatan ABRI, LATIN didirikan dan ditetapkan pada 5 Oktober 1989. Pendirian ini dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan utama, kenapa hutan sebagai sumber daya alam yang amat kaya justru dikelilingi komunitas yang miskin dan penuh konflik? Kenapa hutan tidak dikelola oleh masyarakat yang bersentuhan langsung dengannya?

Direksi & Manajemen

Tim Kami Yang Passionate

Ketua

Tri Nugroho

Anggota

Dani Wahyu Munggoro

Anggota

Wibowo Agung Djatmiko

Ketua

Kasmita Widodo

Anggota

Ani Nawir

Anggota

Suporahardjo

Ketua

Dwi Rahmad Muhtaman

Sekretaris

Aisyah Sileuw

Bendahara

Adinda Egreina Putri

Bagian Umum

Yekti Wahyuni

Manajer Keuangan

Isa Zaenal

EXECUTIVE DIRECTOR

Thomas Oni Veriasa

Komunikasi Pemasaran

Annisa Aliviani

CONTENT CO-CREATION

Adinda Egreina

Manajemen Riset dan Pengetahuan

Firman Dwi Yulianto

STAKEHOLDER ENGAGEMENT

Kewirausahaan dan Pengembangan Produk

Taufik Saifulloh

Advokasi dan Pengembangan Kebijakan

Novan Aji Imron

Kepala Sekolah SESORE

Yekti Wahyuni

Bagian Umum

Yekti Wahyuni

Manajer Keuangan

Isa Zaenal

EXECUTIVE DIRECTOR

Thomas Oni Veriasa

Komunikasi Pemasaran

Annisa Aliviani

CONTENT CO-CREATION

Adinda Egreina

Manajemen Riset dan Pengetahuan

Firman Dwi Yulianto

STAKEHOLDER ENGAGEMENT

Kewirausahaan dan Pengembangan Produk

Taufik Saifulloh

Advokasi dan Pengembangan Kebijakan

Novan Aji Imron

Kepala Sekolah SESORE

Yekti Wahyuni

Tri Nugroho

Dr. Ir. Tri Nugroho, MA adalah rimbawan sekaligus antropolog, dengan berbagai pengalaman di dunia profesional dan activism. Berkarir lebih dari 20 tahun pada isu lingkungan dan kehutanan, serta right-based development, pada berbagai lembaga non-profit, donor dan proyek kerjasama internasional. Saat ini menjabat sebagai Direktur Program dari Multistakeholder Forestry Programme phase 4 (MFP4), sebuah kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia (Kementrian LHK) dengan Pemerintah Inggris (FCDO).

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Dani Wahyu Munggoro

Pendiri dan direktur Inspirit Innovation Circles, sebuah perusahaan sosial didedikasikan untuk merancang dan memfasilitasi acara pembelajaran dan ruang yang merangsang dialog bermakna yang menghasilkan solusi inovatif. Profesional pembangunan berkelanjutan yang terampil dan berkomitmen lebih dari dua puluh lima tahun pengalaman dalam fasilitasi, pelatihan, manajemen perubahan, desain program, pengembangan, manajemen, dan evaluasi.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Wibowo Agung Djatmiko

Wibowo A. Djatmiko memiliki kapasitas dan pengalaman melaksanakan riset-riset menyangkut ekologi hidupan liar (terutama burung dan herpetofauna), dan ekologi hutan umumnya, termasuk ekologi hutan-hutan rakyat. Berpengalaman sebagai konsultan independen dengan spesialisasi bidang ekologi hidupan liar, dalam kajian-kajian Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) kehutanan, pertambangan dan transmigrasi, serta penilaian sertifikasi ekolabel untuk hutan-hutan produksi dan hutan rakyat.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Kasmita Widodo

Kasmita Widodo adalah seorang aktivis gerakan masyarakat sipil yang mengadvokasi dan penguatan kelembagaan dalam implementasi pengakuan dan perlindungan hak masyarakat adat dan komunitas lokal di Indonesia. Pada tahun 2004-2021, Dodo aktif di Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) sebagai manajer program, koordinasi nasional dan dewan nasional JKPP. Lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, sejak tahun 2010 sampai saat ini sebagai Kepala Badan Registrasi Wilayah Adat (BRWA). Sebuah lembaga tempat pendaftaran wilayah adat di Indonesia. Selain itu, sejak tahun 2013 hingga saat ini, Dodo menjadi Koordinator Working Group ICCAs Indonesia (WGII), sebuah koalisi yang terdiri dari beberapa LSM nasional yang mempromosikan praktik konservasi masyarakat adat dan komunitas lokal di tingkat nasional dan internasional.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Ani Nawir

Ani Adiwinata Nawir adalah ilmuwan sosial-ekonomi dan kebijakan kehutanan. Ia mengoordinasikan penelitian tata kelola lanskap, dengan fokus pada bagaimana mengoperasionalkan pendekatan lanskap di lapangan dengan mengembangkan model bisnis inklusif (IBM) berbasis HHBK. Pengembangan Strategi Produksi dan Pasar Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu untuk Peningkatan Mata Pencaharian Petani Kecil di Indonesia. Ia juga memiliki berbagai pengalaman dalam memfasilitasi dan memimpin forum komunikasi sektor swasta, yang berfungsi sebagai forum bagi perusahaan untuk bertukar pengalaman dalam mengembangkan skema kemitraan masyarakat-perusahaan. Ia menyelesaikan PhD-nya di Australian National University (ANU).

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Suporahardjo

Suporahardjo merupakan alumni Fakultas Kehutanan UGM yang akrab disapa Lek Hang ini aktif di bidang jurnalisme. Beliau kemudian membentuk Komunitas belajar bernama “Tanoker”. Selain Tanoker, Supo selaku penggagas komunitas ini pun mendapatkan banyak penghargaan, Penghargaan Rimbawan Berprestasi sektor LSM (2011), Pelopor Jember Bangkit Bidang Seni dan Budaya (2016), hingga Seniman Berprestasi terhadap Pengembangan Seni dan Budaya di Jawa Timur (2016) serta memenangkan Festival Prestasi Indonesia 2017 kategori Pegiat Sosial. Atas pencapaian, prestasi, dan kontribusi beliau sebagai alumni UGM, pada malam Anugerah Insan Berprestasi UGM 2018, Suporaharjo berhasil memenangkan kategori Pelestari Budaya. Sebelumnya, Supo pernah masuk kategori sociopreneur dalam Kontestasi HUT RI Ke-72.

Dwi Rahmad Muhtaman

Ketua Yayasan

Dwi Rahmad Muhtaman atau akrab disapa DRM saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan LATIN. Minat utamanya adalah pada isu-isu sosial termasuk ketika ia aktif sebagai bagian dari tim pelaksana LATIN. Dia telah bekerja pada isu-isu keberlanjutan selama lebih dari 25 tahun. Ia suka bepergian dan menulis. Ia menulis artikel tentang keberlanjutan, kehutanan masyarakat dan lain-lain. DRM bekerja secara profesional dalam pembangunan berkelanjutan sumber daya alam di Indonesia dan kawasan. DRM adalah salah satu pendiri Remark Asia, sebuah perusahaan konsultan keberlanjutan untuk mempromosikan keberlanjutan dan bekerja dalam kemitraan dengan klien dan calon pendukung keberlanjutan.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected] dan [email protected].

Aisyah Sileuw

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Adinda Egreina Putri

Adinda Egreina, akrab disapa Egrei merupakan lulusan Sarjana Kehutanan yang sejak mahasiswa telah memiliki keinginan untuk bergabung dengan NGO. Usai lulus dari bangku perkuliahan, Egrei mendapat kesempatan bergabung dengan LATIN untuk mengawali karir dengan mengurusi bidang Content Co-Creation.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Firman Dwi Yulianto

Firman Dwi Yulianto, S.Hut, Lulusan dari Prodi Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University yang baru menemukan ketertarikannya terkait dunia kehutanan terutama dalam konteks Sosial Forestri. Memulai karir dengan bekerja di konsultan kehutanan swasta di Bogor dan hingga akhrinya tertarik untuk berkiprah dalam dunia swadaya masyarakat, Lembaga Alam Tropika Indonesia. Saat ini sedang menjadi staff Communication, Research and Knowledge Management. Ruang lingkup yang saya emban meliputi pendokumentasian pengetahuan seputar Sosial Forestri, Pengelolaan Publikasi, Pengelolaan Studio Latin, dan kegiatan lainnya yang berkaitan terkait manajemen komunikasi Latin.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Taufik Saifulloh

Ecoedutourism adalah motivasinya memasuki dunia peternakan dan lulus sebagai sarjana peternakan. Ia juga memiliki semangat menjaga lingkungan yang Ia salurkan melalui hobi fotografi. Selain itu, pengalaman merintis start up dan kemampuan menangkap peluang usaha menjadikan ia berada di LATIN untuk mengurusi bidang entrepreneurship and product development dan bagian media kreatif seperti pembuatan video, pemeliharaan website, serta pengarsipan data.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Novan Aji Imron

Lulusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang memiliki minat pada isu reforma agraria dan sosiologi pedesaan. Tertarik untuk membuktikan hipotesis bahwa sosial forestri merupakan solusi untuk mensejahterakan masyarakat dan menjaga kelestarian hutan. Lalu juga ingin menjawab pertanyaan, mengapa kemiskinan tumbuh subur dalam kawasan masyarakat sekitar Hutan? Di LATIN Ia ditugaskan untuk menjaga pos Advokasi dan Pengembangan Kebijakan.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Yekti Wahyuni

Yekti Wahyuni, lulusan S2 Program Studi Kajian Gender, Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia. Memiliki ketertarikan pada isu pendidikan kritis, antara lain Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan untuk Perempuan dan Kesetaraan Gender. Ia juga aktif menjadi Fasilitator Sekolah Penggerak, peneliti, konsultan, dan mendirikan beberapa lembaga pendidikan. Saat ini menjabat sebagai Kepala Sekolah Sosial Forestri (SESORE) dan General Affair di LATIN.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Yekti Wahyuni

Yekti Wahyuni, lulusan S2 Program Studi Kajian Gender, Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia. Memiliki ketertarikan pada isu pendidikan kritis, antara lain Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan untuk Perempuan dan Kesetaraan Gender. Ia juga aktif menjadi Fasilitator Sekolah Penggerak, peneliti, konsultan, dan mendirikan beberapa lembaga pendidikan. Saat ini menjabat sebagai Kepala Sekolah Sosial Forestri (SESORE) dan General Affair di LATIN.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Isa Zaenal

Isa Zaenal meraih gelar Sarjana Akutansi. Saat ini bekerja di Kantor LATIN sebagai Finance Manager (FM). Dia mendukung fungsi keuangan dan administrasi yang terkait dengan Keuangan. Isa memiliki pengalaman kerja sebelumnya sebagai Finance dan Akunting Manager di sebuah perusahaan swasta dan organisasi konservasi di Indonesia.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Thomas Oni Veriasa

berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam isu-isu keberlanjutan. Dia bekerja sebagai peneliti dan individual expert consultant untuk beberapa lembaga donor internasional, Pemerintah, Perguruan Tinggi, LSM Nasional/Internasional dan Sektor Perusahaan. Beberapa pengalaman yang spesifik terkait kerja-kerja multipihak dalam pengelolaan lingkungan diperoleh ketika menjadi Koordinator (1999-2003) Mitra Dieng pada proyek Penguatan Masyarakat Sipil dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah (desa) didanai oleh CSSP USAID. Thomas juga sebagai peneliti di P4W LPPM IPB, dan merupakan penulis aktif makalah ilmiah pada Jurnal Internasional bereputasi (Scopus).

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Annisa Aliviani

Annisa Aliviani memiliki latar jurnalisme visual. Ia bergerak dalam pergerakan seni, lingkungan dan budaya melalui payung pembangunan berkelanjutan. Bersama manajemen komunikasi dan kreatif LATIN, ia mengembangkan inisiatif sosial forestri dalam media baru maupun inovasi produk sebagai literasi baru.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Adinda Egreina

Adinda Egreina, akrab disapa Egrei merupakan lulusan Sarjana Kehutanan yang sejak mahasiswa telah memiliki keinginan untuk bergabung dengan NGO. Usai lulus dari bangku perkuliahan, Egrei mendapat kesempatan bergabung dengan LATIN untuk mengawali karir dengan mengurusi bidang Content Co-Creation.

Beliau dapat dihubungi melalui
[email protected].

Leave Us a Message

GET IN TOUCH

Well, either way, leave us a message in the contact form or see below for other contact details.

[contact-form-7 id="918"]