Lokakarya Pengelolaan Data untuk Ketahanan Sosio-Ekolog

 

Rabu 22/12/2023, 12.00 WIB

Diskusi pengumpulan data antara sekretarian GEF SGP OP7, LATIN, dan empat host lokasi OP7. (Foto:LATIN)

 

LATIN.OR.ID, JAKARTA – Pengetahuan sumberdaya lingkungan di Indonesia sangat kaya dan beragam, namun masih banyak yang belum mampu menaungi pengelolaan pengetahuan ini secara sistematis.  Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN) melalui Program Hibah Kecil GEF (SGP) di Indonesia pada tahap operasi ketujuh (OP7) mengembangkan kerangka kerja Knowledge Management System (KMS) untuk menghimpun pengetahuan menggunakan pendekatan berbasis komunitas di 4 lokasi proyek OP7. Empat lokasi ini diantaranya Sabu Raijua (bagian dari Taman Nasional Laut Sawu di Provinsi Nusa Tenggara Timur); Kawasan penyangga Suaka Margasatwa Nantu Boliyohuto (Provinsi Gorontalo); DAS Balantieng (Provinsi Sulawesi Selatan); dan Daerah Aliran Sungai Bodri (Provinsi Jawa Tengah). 

“Secara internal, platform KMS dikembangkan untuk mengukur capaian dan mengembangkan sumberdaya manusia serta keberlanjutan program. Pengelolaan data yang dilakukan LATIN menjadi sarana monitoring, evaluasi, pembelajaran, pengembangan pengetahuan, dan pelaporan yang menggunakan pendekatan berbasis komunitas. KMS diterapkan sebagai upaya meningkatkan ketahanan sosial-ekologis melalui pengelolaan data yang komprehensif. ” ucap Febri Sastiviani Putri Cantika menjelaskan pentingnya pengelolaan data pengetahuan.

Verifikasi dan pembaharuan kelengkapan data bersama antara LATIN dan DAS Balantieng. (Foto:LATIN)

 

Pada perjalanan pengembangannya, pengelolaan data pengetahuan melalui platform yang dikembangkan LATIN seringkali menghadapi kendala dalam proses pengisian data oleh mitra penyelenggara program dan penyesuaian komunikasi antara lembaga host sebagai pengguna platform dalam menerima informasi yang ditampilkan. Pada hari ini, Senin (19/02/2024), GEF SGP OP7 bersama LATIN mengundang seluruh host lokasi proyek OP7 menghadiri lokakarya pengelolaan data di Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta. Lokakarya ini dilaksanakan dalam upaya melihat faktor apa saja yang menjadi kendala para mitra dan lembaga host agar dalam pengisian data mendapatkan hasil yang akurat sesuai kondisi di lapangan dengan tepat waktu sesuai yang ditentukan. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengukur kendala dan strategi, pengumpulan dokumen mitra, penyelesaian perbaikan data monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan pada Agustus 2023 sampai dengan Januari 2024, pengumpulan baseline dampak dan capaian dampak, serta penyelesaian pengukuran kinerja masing-masing lokasi proyek OP7.

“Kegiatan di setiap bentang alam sudah dilaksanakan hampir satu tahun. Proses penerimaan dan penapisan proposal di tingkat tapak sudah memasuki siklus ke-3. Data perkembangan pelaksanaan kegiatan sudah mulai dimasukan ke dalam database yang dikelola oleh LATIN. Beberapa kendala dalam memasukan data ke dalam database sering ditemui dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pertemuan bersama untuk memaparkan perkembangan pelaksanaan di setiap bentang alam sebagai kelanjutan dari pertemuan visioning yang pernah diadakan di Bali pada bulan November 2023 yang lalu dan pelatihan memasukan data-data perkembangan pelaksanaan kegiatan ke dalam database LATIN.” Ungkap Catharina Dwihastarini selaku Koordinator Nasional GEF-SGP Indonesia.

 

Penulis : Annisa Aliviani

Penyunting : Febri Sastiviani Putri Cantika